By : Dr. Marsigit, M.A
Reviewed by : Nurmanita Prima Rahmawati (Pendidika Matematika Subsidi ‘09/ 09301241014 http://nurmanitaprima.blogspot.com)
Pemerintah Indonesia telah menerapkan kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang sering disebut dengan KTSP. Kurikulum ini menggabungkan dua paradigma di mana pada satu sisi menekankan kompetensi siswa sementara di sisi lain pada proses pembelajaran siswa. KTSP di sekolah menengah khususnya pada mata pelajaran matematika menguraikan bahwa tujuan dari pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami konsep matematika, menjelaskan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, dan untuk menerapkannya dalam memecahkan masalah secara akurat dan efisien.
2. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam belajar pola dan karakteristik matematika, memanipulasinya untuk mendapatkan generalisasi, membuktikan dan menjelaskan ide-ide dan proposisi matematika.
3. Untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang meliputi pemahaman masalah, menguraikan model matematika, pemecahan dan memperkirakan hasil.
4. Mengkomunikasikan ide-ide matematika dengan menggunakan simbol, tabel, diagram dan media lainnya.
5. Untuk mengembangkan apresiasi dari penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk mendorong kemauan dan kemampuan pribadi dalam pembelajaran matematika.
Inilah sebabnya mengapa tujuan pendidikan matematika dari dulu hingga sekarang adalah untuk mengenalkan metode matematika yang semakin lama semakin berkembang, selain itu juga untuk membawa teori-teori matematika di dalam tindakan di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa perlu adanya kelas berbasis penelitian untuk menyelidiki faktor pendorong yang diperlukan siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam memahami metode-metode matematika.
Dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap sejauh mana kemampuan siswa dalam mempelajari dan memahami metode-metode matematika dengan mempelajari total luas sebuah silinder lingkaran tegak dan bola serta volume kerucut lingkaran tegak. Hasil mencolok dari penelitian tersebut yaitu dapat diketahui bahwa metode matematika siswa dapat ditelusuri melalui skema kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
1. Masalah Pembentukan dan Pemahaman itu muncul ketika para siswa:
a. Model tertentu diamati dari silinder lingkaran tegak, bola, dan kerucut lingkaran tegak.
b. Mengidentifikasi komponen-komponen dari silinder lingkaran tegak, bola, dan kerucut lingkaran tegak.
c. Mendefinisikan konsep silinder lingkaran tegak, bola, dan kerucut lingkaran tegak.
d. Guru menjelaskan konsep-konsep dan membimbing siswa untuk mengembangkan dan memahami konsep-konsep yang sudah ada.
2. Membangun suatu perspektif yang muncul ketika para siswa:
a. Model yang digunakan yaitu beton untuk mencari luas total silinder lingkaran tegak, area bola dan volume kerucut lingkaran tegak.
b. Belajar bahwa tinggi silinder yang tepat adalah sama dengan lebar persegi panjang tersebut, dan keliling lingkaran adalah sama dengan panjang persegi panjang.
c. Panduan belajar guru untuk memahami prosedur bagaimana untuk mencari volume kerucut lingkaran tegak.
d. Memecah model silinder lingkaran tegak menjadi komponen-komponennya.
3. Menemukan solusi yang muncul ketika para siswa:
a. Mencoba untuk mencari tahu area lateral silinder lingkaran tegak.
b. Mencoba untuk mengetahui total luas silinder lingkaran tegak.
c. Mencoba untuk mengetahui daerah lingkup.
d. Mengumpulkan data dari pengukuran volume kerucut kemudian membandingkannya dengan volume silinder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar